Malaysia berencana untuk meluncurkan kontrak masa depan minyak kelapa sawit pada kuartal ketiga, memungkinan pedagang di dua negara bagian produsen terbesar kelapa sawit mendapatkan harga yang lebih tinggi dan opsi yang lebih layak untuk pengiriman fisik.
Perdagangan Derivatif Bursa Malaysia mengelola kontrak masa depan minyak kelapa sawit (crude palm oil futures contract / FCPO) Malaysia, yang menetapkan patokan harga global untuk minyak nabati termurah dan yang paling banyak digunakan di dunia.
“Kontrak (baru) mencerminkan sebagian besar spesifikasi FCPO, dengan peningkatan yang dibuat untuk menguntungkan pemain minyak kelapa sawit di Sabah dan Sarawak,” kata Samuel Ho, Direktur Utama Perdagangan Derivatif Bursa Malaysia.
Terletak di Pulau Kalimantan, Sabah dan Sarawak berkontribusi sebesar 45% dari produksi minyak kelapa sawit mentah Malaysia.
Malaysia merupakan produsen dan eksportir minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia.
Pedagang minyak kelapa sawit di kedua negara bagian tersebut mengatakan bahwa kontrak minyak kelapa sawit menempatkan mereka pada posisi yang merugikan – minyak kelapa sawit Sabah dan Sarawak biasanya dijual dengan harga diskon ke semenanjung Malaysia, sementara biaya pengangkutan juga lebih mahal karena titik pengiriman yang juga terletak di semenanjung Malaysia. Hal ini membuat pengiriman fisik tidak layak.
Kontrak baru – Kontrak Masa Depan Minyak Kelapa Sawit Malaysia Timur (East Malaysian Palm Oil Futures / FEPO) – akan melayani pengiriman fisik di Sabah dan Sarawak melalui tiga pelabuhan yang ditunjuk, kata Ho.
Kontrak tersebut juga memberikan penemuan harga yang lebih tinggi bagi pasar Sabah dan Sarawak serta jalan bagi pedagang untuk melindungi mereka dari risiko harga, tambahnya.
FEPO akan mulai diperdagangkan lebih awal pada pukul 9 pagi bertepatan dengan waktu perdagangan Tiongkok, kata Ho. FCPO saat ini mulai diperdagangkan pukul 10:30 pagi.
Andrew Cheng, kepala eksekutif Asosiasi Pemilik Perkebunan Kelapa Sawit Sarawak, mengatakan bahwa produsen di kedua negara bagian tersebut kehilangan lebih dari 1 milyar Ringgit Malaysia (241,7 juta Dolar Amerika) setiap tahun karena selisih harga dan kontrak baru dapat menghapus itu.
Berdasarkan data dari Dewan Minyak Kelapa Sawit Malaysia, harga minyak kelapa sawit mentah Sarawak telah diperdagangkan dengan diskon sebesar 13 Ringgit Malaysia hinga 198 Ringgit Malaysia per ton sejak Januari 2020 hingga April 2021, katanya.
“Ia akan memungkinkan kami untuk mendapatkan harga yang lebih baik, dan dengan penghematan tersebut kami dapat memperluas industri hilir di Sarawak agar dapat terintegrasi penuh dan lebih dewasa,” tambahnya.
Sumber: www.thestar.com.my